PT. Unilever Indonesia,Tbk. Yang beroperasi
di indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuhmenjadi perusahaan penyedia
consumer product yang mempunyai peran penting di indonesia.Unilever adalah
produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga
terkenal ditingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent,
Lifebuoy, Lux,Dove, Sunsilk, Clear,Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band,
Royco, Sariwangi, Bango,
Taro dan masih banyak lagi.Posisi
Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai
penghargaannasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever
Indonesia melalui brand-brand nya kembali membuktikan keunggulannya
dengan meraih peringkat dalam.PackagingConsumer Branding Award 2005´ yang
diselenggarakan oleh Indonesia Brand IdentitySummit (IBS) bekerjasama dengan
majalah SWA dan MIX.Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand
Unilever dalam setahun IndonesiaPackaging Consumer Award 2005.
Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear merupakan merek
produk perawatan rumah dan tubuh (home and Personal Care) yang tak asing
lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan
ice cream,ada blue band yang legendaries, Bango, Sari Wangi, Rpyco dan
Wall¶s.
baca selengkapnya
Masih ada sederetmerek produk lagi yang bila disebutkan satu persatu
namanya, terasa sangat akrab dengankehidupan kita.Bisa jadi Anda mempunyai
kenangan khusus tak terlupakan dengan salah satu atau lebihproduk buatan PT.Unilever
Indonesia Tbk ini. Benar, merek-merek yang disebutkan di atasmemang hanya
sebagian kecil dari merek yang dikembangkan PT.Unilever Indonesia,Tbk.³Saat
ini kami memiliki 33 merek dan beroperasi di 13 kategori sementara di
seluruh dunia,Unilever memegang 400 brand,´ kata Presiden Direktur PT.Unilever
Indonesia.Tbk, MauritsLalisang dalam sebuah wawancara khusus dengan
SH di Graha Unilever Jakarta, sore pekanlalu.PT.Unilever Indonesia,Tbk
merupakan anak perusahaan Unilever International yangberkantor pusat di
dua kota yakni di London, Inggris dan Rotterdam Belanda. Sementara diIndonesia,
Unilever berkantor pusat di Jakarta dan memiliki dua pabrik besar di Cikarang
danRungkut (Surabaya). Pabrik di Surabaya utamanya memproduksi sabun
sedangkan diCikarang memproduksi es krim, margarin, dan berbagai makanan
ringan. Secara umumUnilever menjadi pemimpin pasar barang konsumer (consumer
goods) di Indonesia. Namun,kondisinya tidak sama untuk setiap kategori produk
dan wilayah pemasaran.Kini, Unilever Indonesia telah berusia lebih dari 70
tahun dengan komposisi kepemilikansaham, Mavibel (Maatschap voor
Internationale Bellengginggen) B.V 85 persen dan publik 15 persen. Langit
di Junjung Maurits mengungkapkan prinsip yang
selalu dikedepankanUnilever dalam berbisnis.
Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung.
Unilever pada dasarnya selalu mengikuti aturan yang berlaku
dimana ia beroperasi,´ ujar Maurits. Itulah alasannya mengapa Unilever
Indonesia memutuskan menjadi perusahaan terbuka.
Menjadi perusahaan terbuka berarti pembayaran
pajak lebih jelas dan transparan karena diaudit oleh lembaga yang
berkompeten. Sebagai konsekuensinya, masyarakat bisa ikut memiliki saham
Unilever Indonesia. Di Cina, Unilever menggandeng partner lokal karena
pemerintah Cina mengharuskan seperti itu sementara di Thailand, Unilever
Internationa lmenguasai saham sepenuhnya.Dalam enam tahun terakhir,
penjualan Unilever di Indonesia bertumbuh dua digit atau diatas 10 persen.
Omset penjualan untuk tahun 2004 mencapai US$1 miliar.Tahun 2005 ini, saya
perkirakan pertumbuhan penjualan akan meningkat signifikan dan tetap
berada di atas dua digit,´ ujar Maurits optimistis.Transisi Tahun 2004
merupakan tahun transisi bagi Unilever Indonesia. Mengapa demikian, karena
kepemimpinan kembali berada tangan orang Indonesia asli setelah
bertahun-tahun dipimpin oleh orang asing. Tahun lalu, Nihal Kaviratne dari
India menyerahkan tongkat estafetnya kepada Maurits Lalisang yang sebelumnya
menjabat.
Direktur Corporate Relations.Maurits memang
bukan orang lokal pertama yang menjadi presiden direktur tetapi orang ketiga
setelah Yamani Hasan (1980an) dan Sri Urip (1990an). Saat ini, tinggal dua
orangasing yang menduduki jabatan direksi.Potensi
Tak Kalah Menurut pandangan Maurits, potensi
orang lokal sebenarnya tidak kalah dengan orang asing. “Saya merangsang
anak-anak pergi ke luar negeri sehingga bisamemperkaya pengalaman dan
pengetahuan,´ paparnya. Sampai saat ini Unilever Indonesiatelah mengirimkan 18
karyawannya ke luar negeri ada yang ke London, Thailand. Rotterdam,Shang
Hai (Cina) dan Itali.Salah satu kendala yang dihadapi yakni banyak orang
Indonesia yang enggan ke luar negerikarena merasa sudah enak berada di
Indonesia.Terobosan yang dilakukan Maurits antara lainmengirim ke luar negeri
untuk jangka waktu 1-2 tahun sehingga mereka bisa bekerja padabudaya dan
lingkungan kerja yang berbeda. Ia mengakui kekuatan Unilever ada pada
kualitassumber daya manusia.Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari
universitas terkemuka. Setelah itu diberikanpelatihan selama tiga bulan.
Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining di berbagai bidangseperti
manufaktur, pemasaran dan litbang (penelitian dan pengembangan). Saat ini
tenagakerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000
orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung.
Total tenaga kerja yang terserap berjumlah
25.000 orang. Jika diansumsikan satu orangmemiliki empat anggota keluarga maka
perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.PangsaTerbesar Indonesia saat
ini menjadi pangsa pasar kedua terbesar bagi Unilever setelah India,
mengalahkan Cina, Jepang dan Australia. ³Indonesia dilihat sebagai permata dari
timur oleh Unilever pusat karena pangsa pasarnya memang sangat besar,´
kata Maurits. Bahkandua orang yang menduduki CEO Unilever di kantor pusat
pernah bekerja di Indonesia.Memang saat ini persaingan di industri barang
konsumer sangat ketat baik dari pemain lokalmaupun pemain domestik. Pesaing
dari luar seperti P&G sedangkan pesaing lokal sepertiWings. Namun Maurits
menganggap positif yang namanya persaingan karena akanmenimbulkan inovasi dan
tidak menyebabkan monopoli di pasar.
Tantangan terbesar kini dan sangat merugikan
adalah maraknya pemalsuan danpenyelundupan. Banyak produk palsu dan selundupan
dari Cina sehingga membuat Unilever tidak kompetitif. “Karenanya
pemerintah perlu menegakkan aturan main yang jelas karena dalam bisnis
yang penting adalah adanya kepastian usaha dan kepastian hukum,´
katanya.Pemerintah harus berani menindak tegas terhadap barang-barang
palsu dan selundupan dariCina yang menggangu industri secara umum.Perlindungan
hak cipta perlu dilakukan karena dibutuhkan biaya besar dalam riset
danpengembangan serta biaya iklan. ³Hal ini sering membuat kita sebagai
pelaku usaha frustasikarena pemerintah tidak mengambil tindakan tegas,´
ucap Maurits.
Di samping itu, Mauritsberpendapat pemerintah
perlu membuat infrastruktur yang memadai berupa jalan sehinggapemasaran produk
dapat menjangkau ke seluruh wilayah dengan biaya murah.Hal ini juga
sebagai kompensasi rencana penghapusan subsidi BBM di sektor industri.
Terkait dengan penghapusan subsidi BBM bagi
industri, Unilever kini menggantipenggunaan solar ke gas untuk pabriknya
di Cikarang. Sayang, pasokan gas dari Pertaminatidak konsisten. Jika
berniat mengurangi konsumsi minyak bumi maka penyediaan gas harusdilakukan
pemerintah. Organik Unilever saat ini memang fokus melakukan
pertumbuhanoraganik seperti peningkatan omset penjualan, laba
perusahaan dan menekan struktur biaya.Namun tidak menutup
kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik.Sepanjang kiprahnya di Indonesia,
Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisiteh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto,Trisol,
Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 danTaro tahun 2003.
Mauritsmenekankan, Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana
keuanganinternal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan,
akuisisi hanya akan dilakukanjika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang
telah ada.Maurits menekankan, Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya,
memproduksi danmemasarkan barang-barang konsumer.³Unilever tidak
akan berniat menguasai industri dari hulu sampai hilir meskipun
memilikikemampuan dari segi pendanaan. Pertumbuhan organik lebih diharapkan,´
katanya. Hal inidibuktikan dengan pendirian kantor pemasaran Unilever
Indonesia ke berbagai negara sepertiSingapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux
buatan Rungkut, ice cream Walls dan teh SariWangi buatan made in Cikarang
bisa ditemukan di ketiga negara ini.
Total ekspor produk Unilever Indonesia
mencapai enam persen dari omset penjualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar